Langsung ke konten utama

Postingan

Pelaksanaan Workshop Membaca Efektif

Postingan terbaru

Workshop Membaca Efektif

Workshop yg penting utk meningkatkan efektifitas hidup anda.

MEMBACA MENURUT STRUKTUR BUKU

Apa kabar pembaca sekalian? Saya berharap anda sudah mencoba prinsip-prinsip yang diulas di blog ini. Dua tulisan saya terakhir menguraikan teknik  “membaca kalimat pertama alinea” dan “membaca hanya kata yang perlu”.   Mungkin pada awal mencoba, ada perasaan agak asing yang muncul karena baru pertama kali mempraktekkan. Tapi tidak mengapa. Cobalah beberapa kali lagi, sampai terbiasa. Maka keterampilan anda membaca secara efektif meningkat pesat. Bila anda sudah menguasai kedua teknik di atas itu, maka anda sudah siap mencoba teknik yang ketiga yaitu “membaca buku  menurut struktur buku”.   Sebuah buku selalu dibagi oleh penulis menjadi beberapa bab . Lalu, sebuah bab dibagi lagi menjadi beberapa sub-bab . Kemudian, sebuah sub-bab dibagi lagi menjadi beberapa alinea yang dibangun dari beberapa kalimat. Susunan inilah yang saya sebut sebagai struktur buku . Mengapa penulis buku menggunakan skema seperti ini? Alasannya sederhana: karena ingin menjabarkan pemikirannya k

BACALAH HANYA KATA YANG PERLU

Mungkin anda sedikit bingung dengan judul di atas, tapi anda tidak salah membaca. “Bukankah setiap kata itu perlu dibaca? Kalau tidak, bagaimana kita bisa mengerti?” Demikian protes yang biasa dikatakan orang pada saat pertama kali mendengar teknik ini. Dalam sebuah kalimat, banyak terdapat kata penting, yang bila dihilangkan akan mengaburkan atau meniadakan arti. Tetapi, ada  banyak kata dalam sebuah kalimat yang dapat kita lewati dengan tetap memahami maksud kalimat itu.  Teknik ini lahir dari prinsip sederhana: seorang penulis menambah kata agar jelas, sedangkan pembaca melewati kata bila sudah jelas.   Jadi, pada  saat membaca sebuah tulisan, lewati saja kata yang tidak perlu, lebih – lebih bila anda sudah memahami maksud si penulis. Saya beri contoh. Paragraf berikut berasal dari tulisan yang tersaji dalam blog ini dengan judul “Pola Pikir yang Benar dalam Membaca”. Silakan anda membaca. Seorang penulis menambah kata agar tulisannya  jelas dibaca. Seorang pembaca h

TIDAK PERNAH SELESAI MEMBACA BUKU ? COBALAH PRINSIP INI!

Dari pengalaman saya melatih Membaca Efektif, kebanyakan peserta mengalami peristiwa tidak pernah menyelesaikan buku yang dibaca. Hal ini menyebabkan perasaan yang buruk lainnya: -          Menjadi malas membaca buku -          Beranggapan membaca itu sulit ( tentu saja ini tidak benar !) -          Ada perasaan “ngeri” dengan buku -          Dan perasaan sejenis lainnya. Berikut ada satu prinsip yang dapat anda praktekkan agar mempunyai pengalaman yang positif yaitu menyelesaikan buku yang dibaca. Prinsip ini disebut: hanya membaca kalimat utama pada setiap alinea. Apa itu alinea? Alinea merupakan kumpulan kalimat yang menjelaskan sebuah tema. Biasanya dimulai dengan bagian yang agak menjorok ke dalam. Alinea terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pendukung/ penjelas. Pada kalimat utama inilah penulis menuangkan ide utama alinea tersebut. Lalu ia menambah beberapa kalimat pendukung lagi agar pembaca  semakin memahami tema alinea tsb. Sebagai pem

POLA PIKIR MEMBACA EFEKTIF

Pada tulisan sebelumnya dibahas pola pikir membaca yang salah yang kita warisi sejak kita kecil. Sekarang, pembaca tentu ingin tahu, apa pola pikir membaca yang benar?   Beberapa diantaranya : 1.        Pembaca yang efektif mempunyai ragam kecepatan sesuai dengan ragam bahan bacaan dan ragam tujuan membaca . Kebanyakan orang membaca dengan kecepatan yang sama untuk semua bahan bacaan.     Padahal ada banyak jenis bahan bacaan: novel, buku pelajaran, surat kabar, surat kontrak, dokumen perusahaan, buku untuk menambah pengetahuan, tabloid, majalah dsb. Jenis bahan bacaan yang berbeda seharusnya dibaca dengan kecepatan yang berbeda pula. Idealnya, kita membaca surat kabar lebih cepat dari pada membaca surat kontrak kerja. Bahan bacaan  surat kabar tidaklah "seberat" bahan yang tertera dalam sebuah kontrak kerja.  Resiko salah membaca surat kabar juga lebih kecil, ketimbang salah membaca kontrak yang akibatnya bisa fatal. Juga, bagi seorang mahasiswa misalnya, memb

POLA PIKIR SALAH DALAM MEMBACA

Mengapa kebanyakan orang kurang suka membaca? Atau suka membaca namun membaca dengan cara kurang efektif sehingga kegiatan membaca menjadi kurang menyenangkan. Hal ini disebabkan oleh pola pikir yang salah yang kita warisi sejak di bangku sekolah, dan melekat kuat sampai sekarang. 1.       Membaca sama dengan menghafal. Guru  memberikan tes / ulangan. Apa yang kita lakukan agar mendapat nilai bagus? Menghafalkan pelajaran! Walaupun kadang tidak paham. Nilai diberikan berdasarkan hafalan bukan pemahaman. Jadi kita sudah  dididik menghafal sejak kecil. Sampai dewasa, pola pikir yang tertanam: membaca = menghafal. Yang benar adalah : membaca TIDAK sama dengan menghafal. Tidak perlu menghafalkan seluruh kata yang dihidangkan oleh penulis. Bila kita sudah memahami isinya maka uraian dapat dilewati. Kita dapat menceritakan kembali pemahaman kita dengan kata-kata sendiri ; tidak perlu persis sama dengan yang tertera di buku.   2.       Membaca perlu usaha keras dan tidak men