Apa kabar pembaca sekalian? Saya berharap anda sudah mencoba
prinsip-prinsip yang diulas di blog ini. Dua tulisan saya terakhir menguraikan
teknik “membaca kalimat pertama alinea”
dan “membaca hanya kata yang perlu”.
Mungkin pada awal mencoba, ada perasaan agak asing yang muncul karena
baru pertama kali mempraktekkan. Tapi tidak mengapa. Cobalah beberapa kali
lagi, sampai terbiasa. Maka keterampilan anda membaca secara efektif meningkat
pesat.
Bila anda sudah menguasai kedua teknik di atas itu, maka anda
sudah siap mencoba teknik yang ketiga yaitu “membaca buku menurut struktur buku”.
Sebuah buku selalu dibagi oleh penulis menjadi beberapa bab. Lalu, sebuah bab dibagi lagi
menjadi beberapa sub-bab. Kemudian,
sebuah sub-bab dibagi lagi menjadi beberapa alinea yang dibangun dari beberapa kalimat. Susunan inilah yang
saya sebut sebagai struktur buku.
Mengapa penulis buku menggunakan skema seperti ini? Alasannya
sederhana: karena ingin menjabarkan pemikirannya kepada pembaca secara
sistematis dan rinci sehingga pembaca dapat paham dengan mudah.
Untuk membaca menurut struktur buku, kita harus berani
mengaplikasikan prinsip yang saya pernah singgung dalam artikel terdahulu: penulis menambah kata agar jelas, pembaca
melewati kata bila sudah jelas.
Pada saat mulai membaca sebuah buku, praktekkan:
1. Tidak semua kata
dalam sebuah kalimat harus dibaca
agar kita mengerti kalimat itu. Ini sudah saya uraikan di blog ini tertanggal
4 September 2013.
2. Tidak semua kalimat
dalam sebuah alinea harus dibaca
agar kita mengerti alinea itu. Kemungkinan besar kita sudah cukup mengerti
dengan hanya membaca kalimat utama dan 1 – 2 kalimat penjelas. Tidak perlu setiap
kalimat dalam paragraf dibaca. Teknik ini saya uraikan di blog ini tanggal 25
Agustus 2013.
3. Tidak semua alinea
dalam sebuah sub-bab perlu kita baca.
Bila kita sudah memahami inti dari sebuah sub-bab, kita dapat melewati beberapa
alinea.
4. Tidak semua sub-bab perlu dibaca. Bisa karena kita sudah paham
atau memang kurang relevan. Jadi, kita bisa lewati tanpa membacanya.
5. Tidak semua bab dalam sebuah buku kita perlu baca untuk kita
memahami buku itu. Banyak orang berpikir bahwa semua bab dalam sebuah buku
harus dibaca agar dapat dikatakan sudah selesai membaca buku itu. Aturan dari
mana itu? Bila bab itu susah dimengerti (banyak penulis memang payah dalam
menulis), atau tidak relevan/tidak penting bagi saya, atau saya sudah mengerti
mengapa saya harus bersusah payah menyelesaikan bab itu? Tinggalkan saja. Dan
jangan kuatir, anda tetap sudah “selesai” membaca buku.
Savvy?
Komentar
Posting Komentar