Langsung ke konten utama

BACALAH HANYA KATA YANG PERLU

Mungkin anda sedikit bingung dengan judul di atas, tapi anda tidak salah membaca. “Bukankah setiap kata itu perlu dibaca? Kalau tidak, bagaimana kita bisa mengerti?” Demikian protes yang biasa dikatakan orang pada saat pertama kali mendengar teknik ini.

Dalam sebuah kalimat, banyak terdapat kata penting, yang bila dihilangkan akan mengaburkan atau meniadakan arti. Tetapi, ada  banyak kata dalam sebuah kalimat yang dapat kita lewati dengan tetap memahami maksud kalimat itu. 
Teknik ini lahir dari prinsip sederhana: seorang penulis menambah kata agar jelas, sedangkan pembaca melewati kata bila sudah jelas.  Jadi, pada  saat membaca sebuah tulisan, lewati saja kata yang tidak perlu, lebih – lebih bila anda sudah memahami maksud si penulis.

Saya beri contoh. Paragraf berikut berasal dari tulisan yang tersaji dalam blog ini dengan judul “Pola Pikir yang Benar dalam Membaca”. Silakan anda membaca.

Seorang penulis menambah kata agar tulisannya  jelas dibaca. Seorang pembaca harus mengambil prinsip kebalikannya : tidak usah membaca kata bila ide tulisan sudah jelas.
Seorang penulis mempunyai ide, lalu dia menghidangkan ide kepada pembaca dengan menggunakan kata-kata (sama seperti saya saat ini sedang menyusun kata-kata agar pembaca mudah mengerti ide saya). Sebuah tulisan adalah  rangkaian kata – kata yang menjadi “kendaraan” si penulis menyajikan ide. Nah, bila ide sudah kita mengerti, maka kita tidak memerlukan “kendaraan’ itu lagi.  Kita tidak perlu membaca semua kata yang dihidangkan oleh penulis. (87 kata)
Sekarang, saya coret kata-kata yang dapat dilewati alias tidak perlu dibaca, namun pembaca mampu menangkap makna semula.  Bacalah kata yang tidak dicoret:

Seorang penulis menambah kata agar tulisannya  jelas dibaca. Seorang pembaca harus mengambil prinsip kebalikannya : tidak usah membaca kata bila ide tulisan sudah jelas.
Seorang penulis mempunyai ide, lalu dia menghidangkan ide kepada pembaca dengan menggunakan kata-kata (sama seperti saya saat ini sedang menyusun kata-kata agar pembaca mudah mengerti ide saya). Sebuah tulisan adalah  rangkaian kata – kata yang menjadi “kendaraan” si penulis menyajikan ide. Nah, bila ide sudah kita mengerti, maka kita tidak memerlukan “kendaraan’ itu lagi.  Kita tidak perlu membaca semua kata yang dihidangkan oleh penulis.  (39 kata dicoret – atau sekitar 40%).
Bagaimana? Anda tetap dapat mengerti bukan?  
Anda lihat, ada sekitar 40% kata yang dapat anda lewati dengan tetap dapat mengerti. Kedengaran berlebihan bagi anda? Tidak juga.
Persentase ini memang tidak baku, berbeda – beda pada setiap buku. Namun kita dapat menarik kesimpulan yang sama: tidak perlu membaca setiap kata yang disajikan oleh penulis, dan jumlah kata yang dapat dilewati mencapai persentase yang besar.
Apa keuntungan teknik ini bagi anda? Katakanlah, jumlah kata yang benar – benar perlu dibaca dalam sebuah buku adalah 70% (Saya tidak mengatakan 60%, karena mungkin anda masih tidak yakin). Dengan melewati 30% kata, ada penghematan waktu membaca sebesar 30%. Sebuah buku yang diselesaikan dalam waktu katakan 3 hari, sekarang dapat anda selesaikan dalam waktu 2 hari saja.

Penghematan yang besar bukan? Happy and fun reading! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POLA PIKIR SALAH DALAM MEMBACA

Mengapa kebanyakan orang kurang suka membaca? Atau suka membaca namun membaca dengan cara kurang efektif sehingga kegiatan membaca menjadi kurang menyenangkan. Hal ini disebabkan oleh pola pikir yang salah yang kita warisi sejak di bangku sekolah, dan melekat kuat sampai sekarang. 1.       Membaca sama dengan menghafal. Guru  memberikan tes / ulangan. Apa yang kita lakukan agar mendapat nilai bagus? Menghafalkan pelajaran! Walaupun kadang tidak paham. Nilai diberikan berdasarkan hafalan bukan pemahaman. Jadi kita sudah  dididik menghafal sejak kecil. Sampai dewasa, pola pikir yang tertanam: membaca = menghafal. Yang benar adalah : membaca TIDAK sama dengan menghafal. Tidak perlu menghafalkan seluruh kata yang dihidangkan oleh penulis. Bila kita sudah memahami isinya maka uraian dapat dilewati. Kita dapat menceritakan kembali pemahaman kita dengan kata-kata sendiri ; tidak perlu persis sama dengan yang tertera di buku.   2.  ...

Pelaksanaan Workshop Membaca Efektif

Hadir 3 penulis di workshop ini. Luar biasa! Penilis memang harus membaca sehingga tulisan bertambah kaya bg pembaca.

TIDAK PERNAH SELESAI MEMBACA BUKU ? COBALAH PRINSIP INI!

Dari pengalaman saya melatih Membaca Efektif, kebanyakan peserta mengalami peristiwa tidak pernah menyelesaikan buku yang dibaca. Hal ini menyebabkan perasaan yang buruk lainnya: -          Menjadi malas membaca buku -          Beranggapan membaca itu sulit ( tentu saja ini tidak benar !) -          Ada perasaan “ngeri” dengan buku -          Dan perasaan sejenis lainnya. Berikut ada satu prinsip yang dapat anda praktekkan agar mempunyai pengalaman yang positif yaitu menyelesaikan buku yang dibaca. Prinsip ini disebut: hanya membaca kalimat utama pada setiap alinea. Apa itu alinea? Alinea merupakan kumpulan kalimat yang menjelaskan sebuah tema. Biasanya dimulai dengan bagian yang agak menjorok ke dalam. Alinea terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pendukung/ penjelas. Pada kalimat utama inil...