Langsung ke konten utama

POLA PIKIR SALAH DALAM MEMBACA

Mengapa kebanyakan orang kurang suka membaca? Atau suka membaca namun membaca dengan cara kurang efektif sehingga kegiatan membaca menjadi kurang menyenangkan.
Hal ini disebabkan oleh pola pikir yang salah yang kita warisi sejak di bangku sekolah, dan melekat kuat sampai sekarang.

1.      Membaca sama dengan menghafal.
Guru  memberikan tes / ulangan. Apa yang kita lakukan agar mendapat nilai bagus? Menghafalkan pelajaran! Walaupun kadang tidak paham. Nilai diberikan berdasarkan hafalan bukan pemahaman. Jadi kita sudah  dididik menghafal sejak kecil. Sampai dewasa, pola pikir yang tertanam: membaca = menghafal.

Yang benar adalah : membaca TIDAK sama dengan menghafal. Tidak perlu menghafalkan seluruh kata yang dihidangkan oleh penulis. Bila kita sudah memahami isinya maka uraian dapat dilewati. Kita dapat menceritakan kembali pemahaman kita dengan kata-kata sendiri ; tidak perlu persis sama dengan yang tertera di buku.  

2.      Membaca perlu usaha keras dan tidak menyenangkan.  
Banyak orang yang beranggapan membaca adalah kegiatan yang perlu usaha keras dan jauh dari menyenangkan. Ini berkaitan dengan kesalahan yang pertama di atas.  Memang, menghafal kegiatan yang menyengsarakan. Tapi ingat  membaca  bukan menghafal, jadi membaca bukanlah penderitaan.  

3.      Mulai dari kata pertama. Kita diajarkan membaca oleh guru dengan mulai dari kata pertama pada bab pertama sampai kata terakhir pada bab terakhir. Bila sudah membaca seluruh kata, barulah kita “selesai” membaca. Kalau belum mencapai bab terakhir maka dianggap belum selesai membaca. Ini pola pikir yang salah.   

Yang benar adalah: tidak semua kata yang tercetak dalam buku harus dibaca. Tujuan membaca adalah memahami ide penulis bukan menghafalkan uraiannya. Uraian penulis adalah “kendaraan“ untuk menguraikan idenya. Jadi bila ide sudah dimengerti, maka detil uraian dapat dilewati. Tidak perlu kita menghabiskan waktu membaca seluruh uraian. Tidak semua kata yang ditulis oleh penulis berharga dibaca.

Kesimpulan: Saya sudah selesai membaca sebuah buku bila saya sudah memahami ide penulis dalam buku tsb, BUKAN karena sudah selesai membaca semua kata yang disajikan.  Savvy?

Omong2, jadi berapa buku yang sudah anda baca? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelaksanaan Workshop Membaca Efektif

Hadir 3 penulis di workshop ini. Luar biasa! Penilis memang harus membaca sehingga tulisan bertambah kaya bg pembaca.

TIDAK PERNAH SELESAI MEMBACA BUKU ? COBALAH PRINSIP INI!

Dari pengalaman saya melatih Membaca Efektif, kebanyakan peserta mengalami peristiwa tidak pernah menyelesaikan buku yang dibaca. Hal ini menyebabkan perasaan yang buruk lainnya: -          Menjadi malas membaca buku -          Beranggapan membaca itu sulit ( tentu saja ini tidak benar !) -          Ada perasaan “ngeri” dengan buku -          Dan perasaan sejenis lainnya. Berikut ada satu prinsip yang dapat anda praktekkan agar mempunyai pengalaman yang positif yaitu menyelesaikan buku yang dibaca. Prinsip ini disebut: hanya membaca kalimat utama pada setiap alinea. Apa itu alinea? Alinea merupakan kumpulan kalimat yang menjelaskan sebuah tema. Biasanya dimulai dengan bagian yang agak menjorok ke dalam. Alinea terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pendukung/ penjelas. Pada kalimat utama inil...